
Tempat Wisata Healing di Pulau Seribu Bikin Tenang dan Nyaman
Februari 26, 2023
Keunikan Pulau Seribu, Memikat Banyak Wisatawan Setiap Hari
Mei 11, 2023Ekosistem Pulau Seribu sangat penting bagi daerah di sekitarnya karena menjadi salah satu penunjang kegiatan perekonomian. Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut, baik sebagai nelayan dan profesi lainnya.
Kawasan hijau tersebut memiliki banyak varietas unggulan yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan khas pesisir hingga hewan laut. Oleh sebab itu, ada beberapa alasan mengapa ekosistem sekitarnya wajib untuk dilindungi sekaligus dilestarikan.
Kenapa Ekosistem Pulau Seribu Harus Dijaga Sekaligus Dilestarikan?
Keberadaan hutan mangrove, budidaya rumput laut, tumbuh-tumbuhan eksotis, hingga biota laut merupakan habitat yang harus dijaga. Tujuannya utamanya adalah menjaga keseimbangan alam, mendorong produktivitas ekosistem, serta menunjang aktivitas perekonomian masyarakat.
1. Menyeimbangkan kehidupan alam antar hewan lainnya
Hal terpenting yang paling utama dari upaya pelestarian tersebut adalah menyeimbangkan kehidupan secara alami. Baik bagi berbagai jenis tumbuh-tumbuhan di dalamnya, maupun hewan-hewan air seperti biota laut sekitar Kepulauan Seribu.
Jika keseimbangan alamiah tersebut bisa mendorong produktivitas makhluk hidup di dalamnya, jika habitatnya terjaga dengan baik. Bentuk dari produktivitas tersebut bisa berupa bertambahnya jumlah tanaman, meningkatkan kualitas air, dan sebagainya.
2. Mendorong produktivitas ekosistem secara alami
Ekosistem Pulau Seribu dikenal sebagai kawasan yang produktif bagi spesies di dalamnya untuk berkembang biak. Salah satunya adalah keberadaan hutan mangrove sebagai tempat konservasi alami, sekaligus pelindung dari abrasi laut.
Mangrove dikenal memiliki Akar yang kokoh sebagai penghalang alami terhadap arus gelombang pasang dari pantai. Sementara spesies seperti biota laut, hewan darat maupun udara, serta tumbuh-tumbuhan membentuk rantai makanannya sendiri. lihat juga Tempat Wisata Healing di Pulau Seribu
3. Menunjang kegiatan perekonomian kawasan pesisir
Ekosistem yang terjaga dengan baik secara tidak langsung juga memberikan sumbangsih bagi masyarakat di sekitarnya. Terutama dari sisi perekonomian dengan menjadi penunjang kegiatan bisnis di sektor pariwisata, perikanan, hingga kelautan.
Ekosistem Pulau Seribu tidak hanya memiliki potensi di beberapa sektor tertentu, tapi juga sangat potensial untuk budidaya berkelanjutan. Salah satunya adalah pembudidayaan rumput laut yang dilakukan oleh penduduk lokal setempat.
Varietas Tumbuhan yang Menjadi Penopang Ekosistem Pulau Seribu
Beberapa dari varietas tumbuhan di wilayah Kepulauan Seribu merupakan pendukung dari terciptanya ekosistem alami kawasan pesisir. Mulai dari hutan mangrove sebagai kawasan khusus, cemara dan rumput laut, serta tumbuh-tumbuhan lainnya.
1. Kawasan hutan mangrove
Hutan mangrove merupakan salah satu bagian paling penting dari ekosistem alami di kawasan Kepulauan Seribu. Keberadaannya tidak hanya sebagai tempat tumbuhnya tanaman bakau laut, tapi juga pelindung alami dari abrasi.
Dari segi lingkungan, mangrove merupakan tumbuhan yang mendorong penghijauan di kawasan tepi pantai. Pohonnya mampu menyerap gas karbondioksida (CO2), sekaligus menghasilkan oksigen (O2) secara alami untuk berbagai spesies di dalamnya.
2. Cemara dan rumput laut
Ekosistem Pulau Seribu berikutnya adalah tanaman cemara laut yang banyak ditemukan di tepian pantai. Tumbuhan ini mampu menyediakan lingkungan bagi spesies laut agar mampu berkembang biak, sehingga masuk dalam konservasi.
Selain itu, ada tumbuh-tumbuhan yang paling umum ditemui yakni rumput laut yang bisa dibudidayakan. Rumput laut memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga banyak dikembangkan di Pulau Pari dan Pulau Panggang.
3. Tumbuh-tumbuhan khas daerah pantai
Selain cemara dan rumput laut, ada beberapa tumbuh-tumbuhan yang juga merupakan vegetasi asli Kepulauan Seribu. Mulai dari sentigi, tanjang, tanaman api-api, hingga tumbuhan khusus dengan tingkat adaptasi tinggi seperti buta-buta.
Ada juga tanaman yang lazim ditemukan di darat, namun tetap bisa tumbuh di kawasan hutan mangrove. Mulai dari butun, widuri, hingga tapak kambing, yang hidup dan berkembang bersama pohon bakau.
Varietas Perikanan yang Memiliki Nilai Ekonomis Tinggi
Ekosistem Pulau Seribu tidak terpisahkan dari sektor perikanan sebagai salah satu penunjang stabilitas alami di sekitarnya. Ada banyak jenis biota laut yang berada di kawasan tersebut bersama hewan-hewan non-laut lainnya.
1. Berbagai jenis ikan bernilai ekonomis (Kerapu, tongkol, dan udang)
Ikan merupakan hewan laut yang dikenal secara umum terdapat di beberapa kawasan Kepulauan Seribu. Keberadaan mereka sangat penting tidak hanya bagi lingkungan sekitarnya. Tapi juga menjadi komoditas bernilai ekonomis tinggi.
Beberapa jenis dari komoditas perikanan tersebut seperti tongkol, kerapu, tengiri, dan lainnya, dianggap bernilai ekonomis. Jenis-jenis ikan tersebut banyak yang menjadi tangkapan utama bagi nelayan dan dijual kembali di pasar.
2. Hewan laut di kawasan terumbu karang
Ekosistem Pulau Seribu di kawasan terumbu karang juga banyak dihuni oleh hewan-hewan laut berbagai ukuran. Selain ikan, biota tersebut adalah ganggang. cacing, kepiting, udang, lobster, teritip, penyu, dan lain sebagainya.
Keberadaannya sangat penting bagi ekosistem kelautan karena menjadi tempat berkembang biak yang baik. Terumbu karang menjadi tempat untuk menyediakan makanan alami bagi biota laut, sebagai salah satu pendukung sektor perikanan.
3. Biota laut penghuni padang lamun
Padang lamun di Kepulauan Seribu banyak ditemukan di sekitar Pulau Rambut, Pulau Panggang, serta Pulau Pramuka. Hewan yang menjadi penghuni tetapnya dibedakan menjadi dua jenis, yakni golongan vertebrata serta avertebrata.
Jenis avertebrata adalah hewan-hewan lunak seperti kerang dara, teripang, kapak-kapak, bulu babi, hingga siput. Sedangkan vertebrata banyak didominasi oleh berbagai jenis ikan, penyu, hingga duyung, yang berada di padang lamun.
Cara Menjaga Keseimbangan Ekosistem di Wilayah Kepulauan
Keseimbangan ekosistem Pulau Seribu bisa dijaga agar kondisinya tetap stabil dengan beberapa cara. Mulai dari menghindari pencemaran, tidak menggunakan teknologi destruktif saat menangkap ikan, serta tidak melakukan perburuan secara liar.
1. Menghindari pencemaran dari dalam maupun luar kawasan
Pencemaran bisa terjadi kapan saja di wilayah laut maupun pesisir pantai karena beberapa hal. Baik dari dalam sendiri akibat faktor secara alami, atau bisa juga dari luar akibat kelalaian manusia.
Pencemaran tersebut bisa datang dalam berbagai bentuk, seperti tumpahan zat beracun, sampah plastik, dan sejenisnya. Oleh sebab itu, pencemaran merupakan hal utama yang harus dihindari demi kelangsungan hidup ekosistem kelautan. lihat juga Melepas Penat, Kunjungi Tempat Wisata di Kepulauan Seribu
2. Tidak menggunakan teknologi destruktif saat menangkap ikan
Ekosistem Pulau Seribu juga tidak lepas dari ancaman kerusakan akibat kegiatan penangkapan ikan yang destruktif. Terutama jika penggunaan teknologi tangkapan yang dilarang seperti pukat harimau, pukat hela, hingga menggunakan cantrang.
Alat-alat tersebut dilarang digunakan karena tidak hanya mengganggu keseimbangan ekosistem bawah laut, tapi juga merusaknya. Salah satunya adalah kerusakan pada terumbu karang yang menjadi penyedia makanan alami pada hewan laut.
3. Tidak melakukan perburuan liar di seluruh kawasan kepulauan
Ekosistem Pulau Seribu tidak hanya menjadi rumah bagi biota laut, tapi juga hewan darat maupun udara. Beberapa di antaranya adalah elang bondol sebagai hewan asli pesisir, ular sanca, dan penyu
Dua dari hewan tersebut seperti elang bondol serta penyu sempat dinyatakan terancam akan punah. Meski saat ini jumlahnya semakin bertambah, perburuan liar terhadap spesies tersebut sepenuhnya telah dilarang oleh undang-undang.
Secara umum, ekosistem kelautan memiliki strukturnya sendiri yang menyediakan tempat bagi biota laut untuk berkembang biak. Bisa tidak dijaga dengan baik, tentu sangat merugikan karena keberadaannya terkait dengan banyak hal.
Produktivitas lingkungan, sektor perikanan, kelautan, hingga pariwisata merupakan hal-hal lainnya yang terkait. Oleh sebab itu, menjaga sekaligus melestarikan lingkungan di sekitar ekosistem Pulau Seribu harus dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.